Sabtu, 15 Juni 2013

Listrik 3 Kabupaten di Kaltim Padam Total, Warga Minta Penjelasan PLN

Samarinda - Aliran listrik PT PLN (Persero) di Sistem Mahakam meliputi Balikpapan, Samarinda dan Tenggarong belum sepenuhnya kembali normal. Warga meminta PLN menjelaskan ke publik terkait padam listrik total (blackout) Sistem Mahakam, Kalimantan Timur (Kaltim). Di Samarinda misalnya, sejumlah kawasan masih mengalami pemadaman listrik lebih dari 14 jam. Antara lain di kawasan Sempaja Utara dan Sempaja Selatan di Kecamatan Samarinda Utara, sebagian Kecamatan Samarinda Seberang hingga Kecamatan Samarinda Kota. Padamnya listrik membuat warga kesal lantaran hingga saat ini, PLN belum memberikan penjelasan terkait padam total di Sistem Mahakam. Warga meminta PLN jujur menjelaskan penyebabnya ke publik. "Saya baca di berita, terjadi blackout Sistem Mahakam sampai padam 14 jam lebih di rumah saya. Katanya masih ditelusuri penyebabnya. Apa benar belum tahu penyebabnya hingga menelusurinya berjam-jam?" kata warga Jl KH Wahid Hasyim, Sempaja Selatan, Muhammad Idris, kepada detikFinance, Minggu (16/6/2013). Selain pemberitaan media, Idris juga memantau informasi padamnya listrik melalui sosial media twitter. Di twitter disebutkan bahwa listrik padam di 3 kota di Balikpapan, Samarinda dan Tenggarong sebagai satu kesatuan Sistem Mahakam, disebabkan adanya ledakan di pembangkit yang berlokasi di Embalut, Kutai Kartanegara. "Itu kan informasi di twitter, belum dipastikan kebenarannya. PLN sendiri harus menjelaskan, jujur kenapa bisa Blackout. Jangan cuma meminta maaf di media karena ada gangguan ini dan itu, menganggap urusan selesai," ujar Idris. Warga lainnya yang tinggal di Kecamatan Samarinda Kota, Abdul Malik, pun mengungkapkan tidak jauh berbeda. Menurutnya, padamnya listrik lebih dari 10 jam merupakan kejadian yang luar biasa. "Nah ini sudah lebih 14 jam dari jam 7-an malam tadi, belum juga hidup lagi listrik di tempat saya. Ini benar-benar aneh, pelayanan publik PLN di Kaltim ini luar biasa parah," sebut Malik. Keterangan lain yang dihimpun detikFinance hari ini, setelah sempat listrik hidup kembali di sebagian wilayah Samarinda Seberang sekitar pukul 08.30 WITA tadi, belum genap 1 jam listrik kembali padam. Juga di wilayah Kecamatan Sungai Pinang, setelah listrik hidup kembali sekitar pukul 09.00 WITA, satu jam kemudian listrik kembali padam. Seperti diketahui, Sistem Mahakam di PT PLN (Persero) Wilayah Kaltim, mengalami gangguan Black Out sehingga mengakibatkan padam listrik di 3 kota Balikpapan, Samarinda dan Tenggarong, sejak pukul 19.00 WITA, Sabtu (15/6/2013) malam. GM PT PLN (Persero) Wilayah Kaltim Nyoman S Astawa saat dikonfirmasi, mengaku masih menelusuri penyebab terjadinya Black Out dan petugasnya masih berupaya keras melakukan pemulihan. (hen/hen)

Kamis, 06 Juni 2013

Tiket Masuk PRJ 2013 Naik, Ini Alasan Panitia

Harga tiket masuk Pekan Raya Jakarta (PRJ) tahun ini naik Rp5000 dibandingkan dengan tahun lalu menjadi Rp25 ribu untuk hari biasa, dan Rp30 ribu untuk akhir pekan. Direktur Pemasaran Pekan Raya Jakarta (PRJ), Ralth Sceunemann, mengungkapkan alasannya. "Sebagai informasi pertama, tahun lalu tidak naik, tahun sebelumnya juga tidak naik. Jadi selama dua tahun berturut-turut [harga tiket] tidak naik," kata Ralth, saat ditemui di Arena Pekan Raya Jakarta, Kemayoran, Kamis 6 Juni 2013. Ralth mengklaim harga Rp25 ribu sampai dengan Rp30 ribu adalah harga yang tepat. Dia menjelaskan untuk kota Jakarta, biaya hidupnya sangat besar. "Anda mau nonton apapun, film, bayarnya aja berapa, mau nonton konser harganya berapa, harga itu sebenarnya reasonable," ujar Ralth. Dia melanjutkan, Jakarta Fair dan berbagai pameran ini menjadi ajang bagi seluruh masyarakat untuk membaur. Dia membantah kegiatan tahunan ini hanya untuk kalangan kelas atas. "Jakarta Fair ini ada pameran untuk semua orang bukan untuk kalangan menengah, bukan untuk kalangan kecil, bukan untuk kalangan atas. Buat semua masyarakat. Jadi terlihat di situ di lapangan, dari kalangan bawah, menengah, atas," terangnya. (ren)

Pemprov Babel Sebut Insiden Pemukulan Pramugari sebagai Kesalahpahaman

Jakarta - Kasus pemukulan pramugari Sriwijaya Air Febriani (31) oleh Kepala Dinas Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Bangka Belitung, Zakaria Umar Hadi ditanggapi oleh pihak Pemprov Bangka Belitung (Babel). Kepala Dinas Kominfo Babel, Tajuddin mengatakan bahwa insiden itu terjadi karena kesalahpahaman. "Insiden yang terjadi antara Zakaria Umar Hadi, kepala BKPMD Babel dengan salah seorang pramugari Maskapai Sriwijaya Air atas nama Febriani, terjadi karena persoalan kesalahpahaman di antara kedua belah pihak," kata Tajuddin melalui rilis yang diterima detikcom, Kamis (6/5/2013). Tajuddin mengatakan bahwa menurut keterangan Zakaria sebagai penumpang telah sangat paham terhadap aturan mematikan HP di pesawat. Apalagi dengan tugas kedinasannya, dia sudah sering bepergian menggunakan pesawat dengan berbagai macam maskapai penerbangan termasuk Sriwijaya Air. "Dan selama itu (Zakaria) tidak pernah sampai terjadi insiden yang demikian, yang sempat membuatnya merasa tidak nyaman menerima perlakuan dari cabin crew seperti yang dia alami saat itu," ujar Tajuddin. Tajuddin menjelaskan bahwa memang benar pramugari Sriwijaya, Febriani meminta Zakaria untuk mematikan ponsel dan Zakaria pun langsung mematikan ponselnya. Namun, masih kata Tajuddin, ponsel Zakaria adalah jenis yang membutuhkan waktu lama untuk posisi off. "Kondisi HP sperti itulah yang kemudian ditunjukkan Pak Zakaria kepada saudara Febriani, yang ternyata hal tersebut membuat sang pramugari tidak senang yang menurut pak Zakaria dapat terlihat dari respon dan body languagenya yang ditunjukkan yang bersangkutan pada saat itu," lanjutnya. Selanjutnya setibanya, Tajuddin mengatakan bahwa di Bandara Pangkalpinang, saat hendak turun dari pesawat, Pak Zakaria kembali mengingatkan sikap sang pramugari febriani yang dianggapnya kurang menyenangkan itu. "Tetapi ternyata hal tersebut direspon lagi dengan sikap yang tidak ramah, akhirnya terjadilah insiden sorongan koran dari Pak zakaria kepada yang bersangkutan," kata Tajuddin. "Insiden yang terjadi antara kedua belah pihak ini memang patutlah disesalkan akibat terjadi kesalahpahaman. Dan hal ini seyogyanya dapat menjadi pelajaran berharga serta diambil hikmahnya untuk sama-sama senanti menjaga sikap dan perilaku dalam berinteraksi sosial dimanapun, dengan profesi apapun," tutupnya. Simak beragam peristiwa penting dan menarik sepanjang hari ini di "Reportase Malam: Pkl 1.00 WIB hanya di TransTV

Penumpang Harus Berani Tegur Penumpang Bandel yang Nyalakan HP

Jakarta - Ada-ada saja cerita penumpang bandel yang tak mau mematikan ponselnya saat di pesawat. Tak hanya kru pesawat yang dibikin repot, sesama penumpang pun dibuat kesal. Seperti kisah di bawah ini, beberapa penumpang mengancam tak mau terbang jika penumpang bandel di pesawat itu tak segera mematikan ponselnya. Pengalaman ini dialami Elias saat dirinya melakukan perjalanan dari Jakarta ke Medan. Elias menceritakan bahwa saat akan tinggal landas itulah seorang penumpang yang masih mengaktifkan HP-nya mendapat peringatan dari pramugari. "Sayangnya petugas mendiamkan saja ketika penumpang tersebut terus mengaktifkan HP-nya," kata Elias. "Ketika pesawat mulai bergerak untuk tinggal landas, saya melepas seat belt saya dan berdiri. Ketika petugas meminta saya untuk duduk, saya jawab bahwa saya tidak akan duduk sebelum penumpang tersebut menon-aktifkan HP-nya," ujar Elias Ginting di surat elektoniknya kepada detikcom, Kamis (6/6/2013). Aksi Elias ternyata diikuti oleh penumpang lainnya. Beberapa penumpang pun ikut berdiri. "Penumpang tersebut dengan (ekspresi) muka malu langsung mematikan HP-nya," lanjutnya. Elias berpesan agar sesama penumpang juga harus peduli dengan keselamatan bersama. "Penumpang harus peduli dan berani menegur penumpang lain dengan santun apabila melakukan sesuatu yang dapat mengancam keselamatan bersama," kata Elias.
Cara terbaik tuk melupakan masa lalu adalah bukan dengan menghindari atau menyesalinya, namun dengan menerima dan memaafkannya.